Rabu, 07 November 2018

Bolehkah menqashar shalat sesaat sebelum berangkat safar?




Pertanyaan:

Bolehkah saya akan studi ke luar negeri hari ini, bolehkah saya mengqosor salat sesaat sebelum berangkat di rumah?

Jawaban:

Shalat merupakkan kewajiban bagi setiap setiap muslim sebagaimana Sabda Nabi saw.
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا
Dari [Tholhah bin 'Ubaidullah]; Ada seorang 'Arab Baduy datang kepada Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan kepalanya penuh debu lalu berkata; "Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku apa yang telah Allah wajibkan buatku tentang shalat?". Maka Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Shalat lima kali kecuali bila kamu mau menambah dengan yang tathowwu' (sunnat) ". HR. Albukhariy:1758

Kewajiaban shalat akan selalu ada dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, Baik muqim atau safar. Dalam pelaksanaannya tentu merujuk kepada ketentuan asal dari shalat tersebut (azimah). seperti zhuhur, ashar dan isya itu empat rakaat. Namun ketika safar, Allah memberikan keringanan (rukhshah) bagi mukallaf untuk mengqashar shalat.

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. QS. An-Nisa’:101

عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ، قَالَ: قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: {لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ، إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا} فَقَدْ أَمِنَ النَّاسُ، فَقَالَ: عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتُ مِنْهُ، فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ «صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللهُ بِهَا عَلَيْكُمْ، فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ»
Dari Ya’la Bin Umayyah, Ia berkata, “Saya pernah bertanya kepada Umar Ibn Alkhatthab tentang ayat ‘laisa ‘alaikum junaahu...’, sedangkan sekarang orang-orang sudah aman?” Umar menjawab, “ Aku pun pernah kaget sebagaimana engkau kaget, lalu saya bertanya kepada Rasulullah saw mengenai halitu. Beliau menjawab,’ itu adalah shadaqah yang Allah shadaqah dengannya atas kalian, maka terimalah shadaqah-Nya” HR. Muslim:686

 Maka berdasarkan dua keterangan di atas, safar itu menjadi sebab adanya qashar shalat, shalat yang ashalnya empat raka'at menjadi dua raka'at. 

عن حفص بن عاصم قال أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ، يَقُولُ: «صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ لاَ يَزِيدُ فِي السَّفَرِ عَلَى رَكْعَتَيْنِ، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ كَذَلِكَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ»
Dari Hafsh Bin ‘Ashim ia berkata, bahwasnya ia mendengar ibnu umar berkata: aku menemani Rasulullah saw, maka keadaan beliau tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat, begitu pula Abu Bakr, Umar dan ‘Utsman ra. Hr. Albukhariy:1102

Berarti jika tidak dalam safar, tidak ada pula qashar shalat, yaitu kembali kepada azimah, zhuhur, ashar dan isya itu empat raka'at.

اَلْحُكْمُ يَدُورُ مَعَ الْعِلَّةِ وُجُوْدًا وَ عَدَمًا

Ada dan tiadanya Hukum itu beredar bersama (ada dan tiadanya) ilat

Dengan demikian anda tidak bisa mengqashar shalat karena Sabab (ilat)nya pun belum ada, wallahu A’lam.

Tidak ada komentar: