Rabu, 31 Oktober 2018

Apakah susunan نَعْبُدُ إِيَّكَ itu tepat? lihat jawabannya pada pembahasan "Dhamir Nashbin Muttashil Bil Fi'li"




Pertemuan kelima

Dhamir Nashbin Muttashil Bil Fi’li

Oleh: Jamaludin Al-Ansori

Sering kita mendengar dalam majlis-majlis atau pengajian –pengajian yang di dalamnya kadang disebut-sebut beberapa dhamir yang di antaranya adalah dhamir nashbin muttashil dan munfashil. kadang-kadang di sela-sela perkataan, terselip suatu susunan kalimat dari pernyataan:” إِيَّاكَ نَعْبُدُ  itu asalnya نَعْبُدُ إِيَّاَكَ , peristiwa mendahulukan yang seharusnya diakhirkan itu memberi faidah hasr (batasan)”.
Demikianlah di antara pernyataan yang kadang bahkan (penulis sendiri) sering mendengarnya di mimbar-mimbar pengajian. Mari kita perhatikan sebuah jumlah yang kami garis bawahi, yaitu: نَعْبُدُ إِيَّاَكَ  , apakah susunan dari jumlah tersebut sudah sesuai dengan kaidah, atau bahkan keliru? Untuk menjawabnya, kita perhatikan terlebih dahulu pemaparan singkat mengenai dhamir nashbin muttashil bil fi’li berikut ini.

Dhamir nashbin muttashil bil fi’li adalah dhamir nashab yang bersambung dengan fi’il, baik berupa fi’il madhi, mudhari’ atau amr. Tepatnya, dhamir ini berfungsi sebagai objek.
Jika di antara fi’il dengan objeknya ada pemisah, maka yang digunakan adalah dhamir nashbin munfashil. namun jika tiada pemisah di antara mereka, maka yang digunakan adalah dhamir nashbin muttashil bil fi’li ini. Berikut ini adalah rinciannya:

No.
Arti
Dhamir
Dhamir + Fi’il
1.
Dia satu laki-laki telah menolong akan Dia satu laki-laki
هُ
نَصَرَهُ
2.
Dia satu laki-laki telah menolong akan Mereka dua laki-laki
هُمَا
نَصَرَهُمَا
3.
Dia satu laki-laki telah menolong akan mereka beberapa laki-laki
هُمْ
نَصَرَهُمْ
4.
Dia satu laki-laki telah menolong akan dia satu perempuan
هَا
نَصَرَهَا
5.
Dia satu laki-laki telah menolong akan mereka dua perempuan
هُمَا
نَصَرَهُمَا
6.
Dia satu laki-laki telah menolong akan mereka beberapa perempuan
هُنَّ
نَصَرَهُنَّ
7.
Dia satu laki-laki telah menolong akan Kamu satu lai-laki
كَ
نَصَرَكَ
8.
Dia satu laki-laki telah menolong akan kalian dua laki-laki
كُمَا
نَصَرَكُمَا
9.
Dia satu laki-laki telah menolong akan Dia satu laki-laki
كُمْ
نَصَرَكُم
10.
Dia satu laki-laki telah menolong akan kamu satu perempuan
كِ
نَصَرَكِ
11.
Dia satu laki-laki telah menolong akan kalian dua perempuan
كُمَا
نَصَرَكُمَا
12.
Dia satu laki-laki telah menolong akan kalian beberapa perempuan
كُنَّ
نَصَرَكُنَّ
13.
Dia satu laki-laki telah menolong akan saya
يْ
نَصَرَنِيْ
14.
Dia satu laki-laki telah menolong akan kami/kita
نَا
نَصَرَنَا

Itulah rincian dhamir nashbin muttashil ini, adapun tempatnya, sebagaimana dijelaskan di atas, bisa juga menempel dengan fi’il mudhari’ atau fi’il amr. Contoh:
Kamu satu laki-laki sedang/akan menolong kami
تَنْصُرُنَا
Hendaklah kamu satu laki-laki menolong dia satu perempuan
اُنْصُرْهَا

Namun jika terdapat pemisah antara fi’il dengan maf’ulnya akan menjadi seperti berikut ini:
1.
Kamu satu laki-laki sedang/akan menolong kami dan mereka beberapa perempuan
تَنْصُرُنَا وَ إِيَّاهُنَّ
2.
Hanyalah kamu satu laki-laki sedang/akan menolong kami saja
إِيَّانَا تَنْصُرُ
3.
Hendaklah kamu satu laki-laki menolong dia satu perempuan
اُنْصُرْهَا

Dll.

Keterangan:
1.      Pada contoh pertama ada dua jenis dhamir nashbin yaitu نا dan إياهن. Mereka dibedakan karena memang secara struktural mereka berbeda walaupun secara makna mereka sama. Dhamir nashab pertama adalah “naa”, mengapa yang diletakkan di sana bukan “iyyaanaa”? karena di antara fi’il dengan maf’ulnya tiada pemisah. Oleh karena itu kurang tepat apabila susunan kalimatnya seperti ini, تَنْصُرُ إِيَّانَا.
Begitu pula iyyaahunna di sana, mengapa tidak memakai hunna saja? Karena di antara mereka ada pemisah yaitu dhamir sebelumnya. Oleh karena itu tidak tepat jika susunannya seperti ini, تَنْصُرُنَا و هُنَّ.

2.      Untuk contoh nomor dua ada sedikit perbedaan. Dhamir nashab yang berfungsi sebagai maf’ul atau objek berada di awal, sedangkan fi’ilnya datang kemudian. Dalam kondisi-kondisi tertentu, hal ini tidak menjadi masalah,  asalkan yang menulisnya memahami makna dibalik semua itu. Jika kita perhatikan, antara fi’il dengan maf’ulnya tiada pemisah, lalu mengapa tidak lantas kita simpan saja dhamir nashbin muttashil?
Perlu diketahui, bahwa aturan main menempelnya dhamir itu di belakang. Adapun dari arah depan tidak ada satu kaidahpun yang menerangkan akan kebolehannya. Maka walaupan tiada pemisah, karena tidak diperbolehkannya dhamir menempel melalui arah depan, dianggap bahwa dhamir tersebut terpisah dari induknya dalam kata lain munfashil.

3.      Untuk contoh nomor tiga, kami rasa tidak terdapat masalah dan dirasa cukup dengan penjelasan sebelumnya, namun fi’il yang digunakan adalah fi’il amr.

Dengan pemaparan di atas dirasa sudah cukup mewakili pertanyaan atau masalah mengenai benar/tidaknya susunan kalimat نَعْبُدُ إِيَّاَكَ, yaitu sebagaimana yang dijelaskan pada keterangan nomor satu dan dua. Sehingga kalimat yang tepat adalah نَعبُدُكَ.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai dhamir nashbin muttashil bil fi’li. Semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar: